Bondan Winarno Maknyus meninggal dunia
Jenazah Bondan Winarno Ternyata Tidak Dimakamkan Tapi Akan Dibeginikan, Anak : Keinginan Beliau
Sebelum meninggal, pakar kuliner berjargon "maknyus" tersebut meminta jenazahnya dibeginikan agar dapat
TRIBUNSUMSEL.COM- Menghembuskan nafas terakhir, Rabu (29/11/2017) pagi, almarhum Bondan Winarno seharusnya jenazahnya dimakamkan, Rabu siang atau Kamis (30/11/2017) besok.
Namun, ternyata jenazah Bondan tak akan dimakamkan.
Sebelum meninggal, pakar kuliner berjargon "maknyus" tersebut meminta jenazahnya dikremasi dapat beristirahat tenang dalam tidur panjang.
Hal tersebut diungkapkan anak keduanya, Elisio Raket.
“Sesuai keinginan dan kehendak beliau sebelum meninggal, dia minta dikremasi. Jadi kami akan kremasi jenazahnya," kata Elision di RS Harapan Kita, Jakarta, tempat ayahnya menghembuskan nafas terakhir, sebagaimana dikutip dari situs infotainment Cumicumi.com.
Kendati demikian, pihak keluarga belum memutuskan tempat kremasi.
Sudah tahu kan, apa itu kremasi?
Dikutip dari Wikipedia.org, kremasi atau pengabuan adalah praktik penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakarnya.
Biasanya hal ini dilakukan di sebuah krematorium/pancaka atau biasa juga di sebuah makam di Bali yang disebut setra atau pasetran.
Praktik kremasi di Bali disebut ngaben.
Apabila dilakukan di sebuah pancaka, biasanya jenazah ditaruh di sebuah peti kayu dan dibakar pada suhu 760 hingga 1150°C.
Abu pembakaran kira-kira beratnya sekitar 5 persen berat jenazah.
Di dunia Barat kuno, praktik penunuan mayat dilakukan pula, hal ini disebut di kitab Perjanjian Lama dan banyak dilakukan di peradaban Yunani kuno dan Romawi.
Setelah masuknya agama Kristen di Dunia Barat, penunuan mayat dilarang karena Gereja Kristen percaya akan kebangkitan pada Hari Kiamat.
Tetapi semenjak abad ke-19, praktik ini sering dilakukan lagi.