Malam Itu Ia Membalikkan Badan Istrinya untuk Berhubungan Intim, Ternyata Istrinya
Namun dia menyadari, kini istrinya semakin menua, tubuh yang langsing kini sudah berisi, kulitnya pun tidak halus lagi.

Setelah aku pergi, jangan lupa minum obat, lambung mu kurang sehat, saya sudah menyuruh orang membelikan mu obat lambung dari Hong Kong, seharusnya cukup untuk setengah tahun.
Dan lagi, kamu selalu lupa membawa kunci saat keluar rumah, aku sudah menitipkannya pada resepsionis, jika kamu lupa lagi, ambilah di sana.
Saat pagi, jangan lupa tutup jendela sebelum keluar rumah, air hujan yang masuk akan membahasi lantai.
Aku sudah membuatkan pangsit untuk mu, saat pulang, masaklah itu."
Setiap huruf yang ditulis istrinya sangat tidak rapi. Namun setiap katanya bagaikan peluru yang menusuk ke dada secara bertubi-bertubi.
Dia perlahan menuju dapur, memasak pangsit yang sudah disiapkan.
Dia tiba-tiba berpikir akan 20 tahun yang lalu, dia berdiri di antara tumpukan tiang dan menjadi buruh semen.
Tidak jauh dari tumpukan tiang tersebut ada suara yang berteriak memanggil namanya sambil membawakan pangsit, mengingatkannya akan suara yang membawakan kebahagiaan itu; mengingatkannya akan rasa puas setelah memakan pangsit itu.
Seakan baru saja melewati sebuah pesta; mengingatkannya akan masa dimana ia mengucapkan sumpah, "aku akan membuat wanita ku bahagia."
Dia berbalik menuruni tangga dan segera masuk ke mobil.
setengah jam, ia sampai ke stasiun kereta dan mendapatkan istrinya hendak masuk ke kereta menuju kampungnya.
Dengan nada yang tinggi ia berkata, "Kamu mau kemana?! Aku begitu lelah kerja setengah hari ini, dan tidak ada nasi di rumah, istri macam apa kamu? Keterlaluan, cepat ikut aku pulang!"
Dia terlihat sangat galak dan kasar.
Istrinya pun dengan mata yang basah, mengikutinya dari belakang dan ikut pulang ke rumah.
Perlahan-lahan, air mata istrinya menjadi bunga mekar.
Istrinya tidak tahu, dia yang berjalan di depan juga sedang menangis.
Saat perjalanan dari rumah menuju stasiun kereta, ia sangat ketakutan, takut juga tidak menemukan istrinya lagi, takut kehilangan istrinya.
Dia memarahi diri sendiri, begitu bodoh, hendak mengusir istri sendiri, ternyata kehilangan istrinya, seperti kehilangan tulang rusuk, begitu sakit. Pengalaman ini, membuat hubungan mereka semakin erat setiap harinya.
Saat perjalanan dari rumah menuju stasiun kereta, ia sangat ketakutan, takut juga tidak menemukan istrinya lagi, takut kehilangan istrinya.
Dia memarahi diri sendiri, begitu bodoh, hendak mengusir istri sendiri, ternyata kehilangan istrinya, seperti kehilangan tulang rusuk, begitu sakit. Pengalaman ini, membuat hubungan mereka semakin erat setiap harinya.
-
Sudah Jual Motor Mantan Pacar Demi Biaya Persalinan Istri, Hasilnya Malah Dibawa Lari Teman
-
Mengaku Diguna-guna Hingga Ceraikan Cinta Ratu Nansya, Robby Geisha Ungkap Miliki Bukti Gaib
-
Ingat Mantan Istri Raul Lemos? Setelah Suami Menikah dengan Krisdayanti Begini Kabarnya Sekarang
-
Ciri-Ciri Istri Soleha dan 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Istri pada Suami
-
Wanita Palembang Ini Sudah Disiksa Bertahun-tahun Oleh Suami, HP, Uang dan ATM Dibawa Kabur Pula