Sebelum Merantau ke Jakarta, Aguan Taipan Palembang yang Dicari KPK Tinggal di 16 Ilir
Tribun Sumsel menelusuri jejak kehidupan Aguan di kawasan Kelurahan 13/14 Ilir Kecamatan Ilir Timur 1 Kota Palembang dan Yayasan Budha Tzu Chi
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Bos Agung Sedayu Grup, Sugianto Kusuma alias Aguan Sugianto (65), dikenal sebagai guru para naga (taipan etnis Tionghoa) yang memiliki bisnis meggurita di Jakarta dan berbagai daerah di Tanah Air.
Nama Aguan terseret dalam kasus dugaan korupsi penerimaan suap terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah mengenai reklamasi teluk Jakarta.
Tribun Sumsel menelusuri jejak kehidupan Aguan di kawasan Kelurahan 13/14 Ilir Kecamatan Ilir Timur 1 Kota Palembang dan Yayasan Budha Tzu Chi, Senin (4/4).
Aguan, selain terkenal sebagai pengusaha kelas kakap nasional, juga dikenal sebagai seorang dermawan. Aguan menyalurkan dana bantuannya melalui Yayasa Buddha Tzu Chi.
Yayasan ini sudah hadir di Palembang sejak 2004. Sempat vakum beberapa tahun, organisasi sosial ini mulai berkembang lagi pada 2011. Kantor Penghubung Tzu Chi Palembang di Komplek Ilir Barat Permai kemudian diresmikan pada 10 Oktober 2013.
Peresmian waktu itu dihadiri empat relawan Tzu Chi Taiwan. Termasuk CEO Tzu Chi Internasional, Stephen Huang serta Ketua Tzu Chi Indonesia.
Aguan pada saat itu menjabat wakil ketua.
Aguan, Kelahiran Palembang 65 tahun lalu memang jarang berkunjung ke Kantor Penghubung Yayasan Tzu Chi.
Segala kegiatan ditangani oleh pengurus daerah.
"Hanya satu kali datang, waktu peresmian kantor," kata seorang staf pengurus yayasan ini dijumpai di kantor penghubung Palembang, Senin (4/4/2016).
Urusan di Palembang saat ini diketuai oleh Herman The.
Tribun tidak menjumpainya di Kantor Penghubung. Kata staf itu, ketua dan pengurus yayasan tidak setiap hari di kantor.
Yayasan ini sekarang sedang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Palembang untuk program bedah rumah.
Staf ini mengatakan, program tersebut diserahkan pengawasannya kepada pengusaha Hermanto Wijaya.
Hermanto Wijaya dijumpai di tokonya Jaya Raya Elektronik enggan memberikan penjelasan rinci.
"Saya tidak mau komentar (masalah Aguan). Urusan itu jangan dicampurkan dengan kegiatan sosial. Kalau program bedah rumah masih jalan," katanya.
Sejumlah warga etnis Tionghoa di kawasan Segaran tak begitu kenal sosok Aguan. Seorang lelaki paruh baya di tempat itu bersedia diwawancarai Tribun, tetapi dia enggan disebutkan identitasnya.